DECEMBER 9, 2022
Berita

Mengaku Diusir oleh Anak, Warga Sadananya Ciamis Tinggal di Gubug Tengah Sawah

post-img
Suherman, tunawisma asal Sadananya Ciamis, terpaksa tinggal di gubuk tengah sawah dengan penyakit diabetes yang dideritanya. Dia mengaku diusir oleh anaknya, sehingga terlunta-lunta.*
Suherman, tunawisma asal Sadananya Ciamis, terpaksa tinggal di gubuk tengah sawah dengan penyakit diabetes
yang dideritanya. Dia mengaku diusir oleh anaknya, sehingga terlunta-lunta.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

 

Nasib kurang beruntung dialami Suherman (48), seorang tunawisma asal Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.

Sudah dua tahun ini dirinya tinggal seorang diri di gubuk tengah sawah di Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

Suherman mengaku diusir oleh anak perempuannya sehingga ia terpaksa tinggal di gubuk tengah sawah.

Kondisinya kini sangat memprihatinkan. Lantaran mengidap diabetes, kini kaki kanan Herman sudah mulai membusuk sehingga ia tidak bisa berjalan.

Tanpa mendapatkan perawatan medis, Suherman hanya bisa terbaring lemah di gubuknya, Jumat 8 April 2022.

Saat hujan lebat, Suherman pasti basah kuyup karena gubuk tempatnya tinggal tak mampu menahan derasnya air hujan.

Gubuk berukuran 2x3 ini sangat tidak layak untuk ditempati. Selain bocor, dinding gubuk juga telah bolong-bolong. Herman bahkan hanya terbaring mempergunakan tikar di lantai yang hanya berlapis semen.

"Dulu pernah kerja sebagai kuli serabutan di Pasar Cisarua Bogor. Tapi saat itu sakit kena diabetes. Akhirnya saya minta ke saudara yang di sana untuk diantar pulang. Saya pulang ke anak saya di Tasikmalaya,” katanya.

Herman menuturkan, ia bisa berakhir di gubuk tersebut lantaran diusir oleh anak perempuannya yang tinggal tidak jauh dari gubuk yang dihuninya.

Sebab saat tinggal bersama anaknya, diabetes yang diderita Herman malah bertambah parah. Keterbatasan biaya membuat Herman tidak bisa berobat untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut.

"Disana saya sering kali bertengkar sama anak saya. Hingga akhirnya anak saya mengusir saya dan saya tinggal sendirian di gubuk milik warga ini,” kata dia.

Saat lapar mendera, dikatakan Herman, dirinya terkadang hanya minum air galon yang berasal dari pemberian tetangganya.

Herman mengaku, dia pernah menikah dua kali dan dikaruniai tiga orang anak. Istri pertamanya orang Ciamis, sementara istri kedua Herman berasal dari Garut. Namun Herman sudah cerai dengan kedua istrinya tersebut.

“Dua kali nikah, yang satu sama orang Ciamis, satu lagi sama orang Garut. Tapi sudah cerai, mereka juga sudah nikah lagi dengan orang lain,” katanya.

Herman sangat berharap dirinya bisa sembuh, namun ia sadar tidak ada yang bisa membantunya. Apalagi anaknya sudah tidak lagi peduli.

“Saya hanya ingin sembuh, tapi tidak ada yang bisa membantu. Apalagi anak juga sudah tidak peduli. Sekarang hanya pasrah saja sambil menahan sakit,” ujarnya sambil bercucuran air mata.

Ketua RT setempat, Suryana mengaku sudah melaporkan kondisi Herman kepada Ketua RW bahkan Kepala Desa Cilangkap.

“Dari dulu juga dilaporkan ke kantor desa. Namun sudah hampir 1 tahun tidak ada jawaban, bahkan bantuan sosial dari pemerintah tidak ada. Alasannya karena Herman tidak memiliki identitas yang jelas,” jelasnya.

Menurut Suryana, warga setempat banyak yang peduli terhadap Herman. Beberapa warga kerap memberi bantuan berupa makanan.

Namun kemampuan warga juga sangat terbatas, sehingga tidak bisa setiap hari memberi makanan kepada Herman.

Komentar

  • - Apabila ingin mengusulkan pertanyaan atau laporan, silahkan melalui link : SP4N LAPOR
  • - Dimohon untuk tidak melakukan SPAM, Terimakasih atas partisipasi anda.
  • - Galuh Nanjeur Ciamis Tangguh.


author-img_1

Kecamatan Sadananya

Penulis

Sinergi Membangun Kemandirian Ekonomi, Sejahtera untuk Semua.

About Us

The argument in favor of using filler text goes something like this: If you use arey real content in the Consulting Process anytime you reachtent.

Cart